Dalam kehidupan ini ada dua kata yang selalu diinginkan
manusia dalam hidup yaitu SUKSES dan BAHAGIA
☘ Makna SUKSES
Menurut D. Paul Reily dalam bukunya Succes is Simple
mendefinisikan sukses sebagai pencapaian yang berangsur-angsur meningkat
terhadap suatu tujuan dan cita-cita yang berharga
Sedangkan menurut Lela Swell dalam bukunya
Success_mengemukakan pendapatnya bahwa sukses adalah _peristiwa atau
pengalaman yang kita akan mengingatnya sebagai pemuasan diri
☘ Makna BAHAGIA
Menurut Prof. Martin Selligman dalam bukunya Authentic
Happiness mendefinisikan kebahagiaan hidup dalam tiga kategori :
A. Hidup yang penuh kesenangan (Pleasant Life )
Hidup yg penuh kesenangan, ialah kondisi kehidupan dimana
pencarian kesenangan hidup, kepuasan nafsu, keinginan dan berbagai bentuk
kesenangan lain nya, menjadi tujuan hidup manusia
Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat material.
B. Hidup nyaman ( Good Life)
Hidup yg nyaman, ialah kehidupan, dimana segala keperluan
kehidupan manusia secara jasmani, rohani dan sosial telah terpenuhi.. Hidup yg
aman, tentram, damai. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat mental
C. Hidup Bermakna ( Meaningful Life)
Hidup yang bermakna, lebih tinggi lagi dari tingkat
kehidupan yang nyaman, selain segala keperluan hidupnya telah terpenuhi, ia
menjalani hidup ini dengan penuh pemahaman tentang makna dan tujuan kehidupan.
Selain untuk diri dan keluarga nya, ia juga memberikan kebaikan bagi orang lain
dan lingkungan sekitar. Rasa kebahagiaan yg timbul ketika banyak orang lain
mendapatkan kebahagiaan karena usaha kita, pleasure in giving, kebahagiaan
dalam berbagi. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat spiritual
Untuk mencapai kategori hidup SUKSES dan BAHAGIA kita perlu
memiliki berbagai macam kecerdasan hidup.
☘ KECERDASAN
Para ahli berpendapat untuk tidak membicarakan atau
memberikan batasan yang jelas tentang kecerdasan. Karena kecerdasan itu
merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi.Para ahli lebih
memusatkan perhatian pada perilaku kecerdasan seperti kemampuan memahami dan
menyelesaikan masalah dengan cepat, kemampuan mengingat dan daya kreativitas
serta imajinasi yang terus berkembang.
MACAM-MACAM KECERDASAN
A. Kecerdasan Intelektual (Intellectual Quotient)
Adalah kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu,
kemampuan memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa
dan lainnya.
Howard Gardner pakar psikologi perkembangan, menjelaskan ada
sembilan macam kecerdasan manusia. Kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan
bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical),
spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal
(intrapersonal), interpersonal (interpersonal), naturalis (naturalits) dan
eksistensial (existensial)
B. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelleigence)
kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan
orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri
sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Komponen-komponen dasar kecerdasan emosional adalah :
1. Kemampuan Mengenali Emosi diri sendiri (kesadaran
diri).
2. Kemampuan Mengelola Emosi.
3. Kemampuan Memotivasi Diri Sendiri (Motivasi).
4. Kemampuan Mengenali Emosi Orang lain (Empati).
5. Membina Hubungan Dengan Orang Lain (Ketrampilan
sosial).
C. Kecerdasan Spiritual ( Spiritual Intelligence)
Kemampuan untuk mengenal Allah dan memahami posisinya
sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan.
Secara ilmiah Kecerdasan Spiritual pertama kali dicetuskan
oleh Donah Zohar dari Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford
University, yang diperoleh berdasarkan penelitian ilmiah yang sangat
komprehensif. Pada tahun 1977. Seorang Ahli Syaraf, V.S Ramachandran
bersama timnya menemukan keberadaan God Spot dalam jaringan otak manusia dan
ini adalah pusat spiritual ( spiriitual center) yang terletak diantara jaringan
syaraf dan otak.
Dari spiritual center ini menghasilkan suara hati yang
memiliki kekmampuan lebih dalam menilai suatu kebenaran bila dibandingkan
dengan panca indra.
Ada Tiga prinsip dalam kecerdasan Spiritual yaitu :
a. Prinsip Kebenaran
b. Prinsip keadilan
c. Prinsip kebaikan
D. Kecerdasan Menghadapi Tantangan (Adversity
Intelligence)
Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang.
Ada tiga tipe menurut Stoltz yaitu :
1. Quitters adalah kemampuan seseorang yang memilih
untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti bila menghadapi
kesulitan.
2. Campers adalah kemampuan seseorang yang pernah mencoba
menyelesaikan suatu kesulitan, atau sedikit berani menghadapi tantangan, tatapi
tidak berani menghadapi resiko secara tuntas.
3. Climbers adalah sebutan untuk orang yang seumur hidup
selalu menghadapi kesulitan sebagai suatu tantangan dan terus berusaha untuk
menyelesaikan hambatan tersebut hingga mencapai suatu keberhasilan.
Kecerdasan Intellektual : Membuat anak pandai, sehingga bisa
menjadi sarana meraih kebahagiaan hidup yang penuh kesenangan (pleasant life).
Seperti masuk universitas ternama, mendapat pekerjaan dan jabatan yang tinggi.
Memiliki rumah, mobil dan kesenangan materi yang lain.
Kecerdasan Emosional : membuat anak bisa mengenali dan
mengendalikan emosi diri serta emosi orang lain. Kecerdasan ini sangat
diperlukan agar seseorang bisa mencapai taraf kebahagiaan di ranah nyaman (
good life), karena kebutuhan jasmani, rohani dan spiritualnya terpenuhi.
Kecerdasan Spiritual : membuat hidup penuh arti, anak akan
mampu memberi makna pada kehidupan, dan paham apa misi Allah menciptakan diri
kita di dunia ini. Membuat anak berpikir secara luas makna sebuah kesuksesan.
Hal ini akan mendorong anak-anak mencapai kebahagian hakiki yaitu kehidupan
penuh makna ( meaningful life).
Kecerdasan Menghadapi Tantangan : Menentukan seberapa
tangguh anak ini untuk mencapai tingkat kebahagiaan hidup yang dia inginkan.
Terlampir beberapa indikator kecerdasan anak yang bisa kita
jadikan acuan unt mendampingi perjalanan kita mendidik mereka.
Selamat melatih kecerdasan anak-anak, sehingga mereka bisa
menemukan jalan sukses dan bahagianya.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasiitator Bunda Sayang/
Sumber Bacaan :
Stoltz, Paul G, PhD, 1997 Adversity Quotient, Mengubah
hambatan menjadi Peluang, Jakarta , Grasindo
Melva Tobing, MPsi, Daya Tahan Anak Hadapi Kesulitan,
Jakarta
D. Paul Reily, "Success is Simple”, Gramedia, Jakarta
Lela Swell, Success, Grasindo, Jakarta
Martin Selligman, Authentic Happiness, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar